Sabtu, 20 Oktober 2012

Peran Pihak Swasta Dibalik Kesuksesan Korea Selatan Dalam Olimpiade London 2012 (1)

Dalam ajang multi event olahraga terakbar sedunia, Olimpiade London 2012, kontingen Korea Selatan berhasil menempati urutan ke-5 dengan menyumbangkan total 28 medali yang terdiri dari 13 medali emas, 8 perak dan 7 perunggu. Pencapaian ini merupakan reputasi terbaik selain jumlah perebutan medali, juga posisi urutan. Bahkan mengalahkan negara-negara maju dan besar seperti Jerman, Perancis, Italia, Australia dan Jepang dalam hal perolehan medali. Berkat sukses luar biasa tersebut, Korea Selatan patut mendapat pujian dan terpilih sebagai negara terunggul dalam meraih prestasi pada Olimpiade London 2012. Tentu saja, beberapa atlet Korea Selatan juga meraih medali perak dan perunggu, serta ada yang gagal sama sekali memperoleh medali dalam Olimpiade London. Akan tetapi, semangat dan tekad dari kontingen Korea Selatan yang mencurahkan upaya maksimal membuat warga penduduk di tanah air merasa terharu, bangga dan simpatik.
 
Mungkin kita bertanya-tanya bagaimana sebuah negara kecil dengan jumlah penduduk kurang lebih 50 juta jiwa, berhasil meraih medali emas begitu banyak. Selain bakat alami atlet 'dan pelatihan yang sangat sulit, dukungan penuh dari konglomerat besar ternyata memainkan peran penting. Di Korea Selatan, mereka menyebutnya 'olahraga elit’ bagi atlet yang berlaga di event internasional. Hal tersebut diidentifikasi dan pengembangan bakat melalui pelatihan intensif yang menghabiskan biaya besar, dan tanpa dana dari perusahaan, akan sulit untuk mempertahankan keberlanjutan tingkat pelatihan.
 
Pada tahun 2011, 10 konglomerat terbesar di Korea selatan menghabiskan 427.6 milyar won (kurang lebih 3,6 triliun rupiah) untuk pembinaan olahraga yang merupakan setengah dari anggaran Departemen Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Korea Selatan untuk olahraga yaitu 840.3 milyar won (kurang lebih 7,1 triliun rupiah). Tiga puluh satu persen dari 427.6 milyar won diberikan kepada olahraga yang kurang populer. Pembiayaan untuk olahraga amatir dilakukan sebagian besar dalam tiga cara. Lebih dari 47 milyar won dialokasikan untuk menjalankan tim olahraga amatir, 14 miliar won pada asosiasi dan badan pemerintah dan 71,4 miliar won untuk iklan dan peyelenggaraan event internasional.
 
Hampir setengah dari badan pemerintah dari 58 olahraga yang terdaftar pada Komite Olimpiade Korea Selatan (KOI-nya Indonesia) dipimpin oleh pengusaha, dengan 10 konglomerat pada 10 organisasi cabang olahraga. 10 konglomerat besar tersebut juga membina 23 cabang olahraga untuk 18 jenis olahraga yang kurang populer mulai dari tenis meja sampai panahan. Anggaran mencakup keseluruhan, termasuk seluruh biaya untuk pelatihan atlet, mendukung pertandingan internasional mereka, membangun fasilitas baru dan hosting event olahraga internasional.
 
Menyimak dari kesuksesan Korea Selatan dalam pembinaan olahraga, disadari bahwa ternyata salah satu kunci sukses besar berawal dari sinergi antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Yang kesemuanya harus berjalan searah. Serta dituntut peran nyata pihak swasta dalam membangun industri olahraga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar